Kita
telah pernah menceritakan cara nenek moyang melihat waktu. Caranya
melalui matahari. Nah, pernahkah kamu mendengar kisah tentang jam air?
Jam air yang pertama terbuat dari tanah lempung atau berupa jambangan
batu berisi air. Di bagian dalamnya, ada deretan tanda untuk jam. Di
dekat bagian dasar kendi, dibuat lubang kecil sekali, sehingga air
mengalir dengan pelan.
Untuk
memberi tahu waktu, orang melihat ke dalam jambangan. Caranya melihat
tanda pada bagian atas [permukaan air]. Walaupun orang masih menggunakan
bantuan matahari, tetapi jam air lebih bagus untuk pengukuran waktu.
Jam air lebih menunjukkan waktu yang tepat. Dapat juga digunakan siang
maupun malam, saat hujan maupun hari cerah. Tapi bukan berarti jam air
tidak memiliki persoalan, lo. Di negeri yang memiliki musim dingin, air
dapat membeku bila sedang musim dingin.
Orang
Mesir Kuno menggunakan jam air ini sekitar 3.300 tahun lalu. Seluruh
air mengalir habis sampai ke dasar. Sehingga air hanya tinggal di bagian
bawah. Titik-titik pada bagian dalam jambangan itu menunjukkan waktu.
O, ya selain jam air, ada juga lo jam pasir. Orang Eropa yang mulai
menggunakan jam pasir atau jam kaca. Jam kaca adalah dua bola lampu yang
dihubungkan dengan pipa yang sempit. Satu bola lampu di bagian atas dan
bola lampu yang satu di bawahnya.
Satu
bola lampu diisi dengan pasir yang bagus dalam jumlah yang cukup
banyak. Pasir tersebut pelan-pelan mengalir habis ke bola lampu yang
bawah. Untuk mengalirkan pasir dari bola lampu yang satu ke bola lampu
lainnya, memerlukan waktu satu jam. Keuntungan dari jam kaca ini adalah
bekerja dua hari dua malam dalam segala cuaca. Jam ini hanya memberikan
ukuran waktu yang panjang, tidak bisa memberi tahu jam berapa sekarang
lo.
Sumber:http://www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar